Dalam Al-Qur’an banyak memuat ayat yang manganjurkan taqwa dalam setiap perkara dan pekerjaan. Ayat-ayat tentang keimanan selalu diikuti dengan ayat-ayat kerja, demikian pula sebaliknya. Ayat seperti “orang-orang yang beriman” diikuti dengan ayat “dan mereka yang beramal sholeh”.
Keterkaitan ayat-ayat tersebut memberikan pengertian bahwa taqwa merupakan dasar utama etos kerja, apapun bentuk dan jenis pekerjaan, maka taqwa merupakan petunjuknya.
Perlu kiranya dijelaskan di sini bahwa kerja mempunyai etos yang harus diikutsertakan di dalamnya, oleh karena kerja merupakan bukti adanya iman dan parameter bagi pahala dan siksa.
Hendaknya para pekerja dapat meningkatkan tujuan akhir dari pekerjaan yang mereka lakukan, dalam arti bukan sekedar mencari upah dan imbalan, karena tujuan utama kerja adalah demi memperoleh keridhaan Alloh ﷻ sekaligus berkhidmat kepada umat. Etos kerja yang disertai dengan ketaqwaan merupakan tuntunan Islam. Sehingga seluruh aktifitas umat Islam tidak lepas dari nilai-nilai keimanan.
Pembahasan mengenai pandangan Islam tentang etos kerja dapat dimulai dengan usaha menangkap makna sedalam-dalamnya sabda Nabi bahwa nilai setiap bentuk kerja itu tergantung kepada niat-niat pelakunya, jika tujuannya mencari ridha Alloh maka ia pun akan mendapatkan nilai kerja yang tinggi, dan jika tujuannya hanya untuk memperoleh simpati, maka ia pun akan mendapatkan nilai rendah.
Niat atau komitmen ini merupakan suatu keputusan dan pilihan pribadi, dan menunjukkan keterikatan antara nilai-nilai moral serta spiritual dalam pekerjaan. Karena nilai-nilai moral dan spiritual itu bersumber dari Alloh dengan ridha-Nya, maka secara keagamaan semua pekerjaan dilakukan dengan tujuan memperoleh ridha Alloh . Oleh karena itu, dapat ditegaskan bahwa pekerjaan yang dilakukan tanpa tujuan luhur yang terpusat pada usaha mencapai ridho Alloh berdasarkan iman kepadanya itu tidak mempunyai nilai apa-apa